Mengapa membutuhkan komitmen?
- Komitmen menghasilkan pertumbuhan
- Ada kondisi di mana keadaan yang terjadi tidak sesuai harapan dan itu adalah prosesnya
- Komitmen memberikan sukacita dan damai sejahtera
- Akan ada orang yang menentang keputusan Anda
Masalah umum kebanyakan orang yang berkomitmen adalah seringnya komitmen itu kendor karena banyak faktor. Faktor internal yang paling sering jadi masalah adalah kemalasan, ketakutan/kecemasan, perasaan rendah diri, kesombongan, perubahan pola pikir dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal bisa merupakan keadaan, lingkungan, keluarga, sahabat dan lain-lain.
Ketika kita membuat sebuah komitmen, akan ada orang-orang yang mengecap Anda keras kepala. Hal itu terdengar tidak mengenakkan memang, apalagi jika hal itu keluar dari mulut orang yang paling kita kasihi. Ucapan ini seringkali menjadi sumber kecemasan bagi kita untuk terus maju dalam komitmen kita. Tidak mungkin kita bisa menyenangkan hati semua orang. Anggaplah apa yang mereka katakan adalah sebuah ujian bagi kita.
Komitmen yang sesungguhnya akan selalu mendapat ujian yg paling berat, tapi seringkali ujian terbesar bukanlah keadaan, tapi sesuatu dari dalam diri kita.
Hal apa yang terkandung dalam sebuah komitmen?
- Komitmen berbicara tentang berpegang teguh
- Komitmen berbicara tentang penguasaan diri
- Komitmen juga berbicara tentang tidak kendor dan tetap bernyala bagi Tuhan
- Komitmen juga melihat kepentingan orang lain untuk hal-hal ke depan
- Komitmen juga berarti berusaha sungguh-sungguh
Bagaimana memperbaharui komitmen?
- Temukan kembali alasan awal mengapa Anda membuat komitmen. Seringkali komitmen kita terkontaminasi dengan banyak doktrin-doktrin dan pemikiran yang tidak perlu. Hal itu mulai mengaburkan semangat dan tujuan kita sejak awal. Akhirnya komitmen kita jadi mulai luntur.
- Cari partner atau pemimpin yang bisa meng-cover Anda untuk terus mengerjakan komitmen Anda. Peran partner/pemimpin sangat penting dalam mengingatkan, memperhatikan dan memberikan nasehat yang perlu ketika kita sudah tidak mampu "menilai" diri kita sendiri
- Terus "membersihkan" diri setiap hari. Bangun kembali persekutuan dengan Tuhan. Bercermin dengan Firman Tuhan. Dan bangun hubungan yang intim dengan Tuhan setiap hari.
- Memperlengkapi diri dengan pengetahuan yang memadai tentang apa yang sedang kita kerjakan. Di sini membutuhkan semangat untuk terus belajar. Membaca buku yang berkaitan atau mendengarkan khotbah akan sangat membantu kita untuk terus berjalan dalam komitmen setiap hari.
cr: David Hidayat Syamsoeyadi - GMS Bandung