Friday, March 2, 2018

Bagaimana Kita Diingat

Sekitar seratus tahun yang lalu, seorang pria terbangun dan mengambil korannya dari pintu. Saat ia duduk membaca koran, ia terkejut dan ngeri ketika membaca namanya di kolom obituari. Koran itu melaporkan kematiannya sendiri karena kesalahan. Pertama, ia terkejut, tapi setelah ia memulihkan keadaan mentalnya menjadi normal, ia sekarang ingin tahu tentang apa yang dikatakan tentangnya. "Raja dinamit meninggal. Ia adalah pedagang kematian," demikian tulisan dalam koran itu. Pria itu adalah penemu dinamit. Setelah membaca obituari ini, ia bertanya pada dirinya sendiri, "Begini saya ingin diingat?"


Tiba-tiba ia merasakan sesuatu di dalam hatinya dan memutuskan bahwa bukan cara seperti itu ia ingin diingat dan sejak hari itu, ia mulai bekerja untuk perdamaian. Namanya, Alfred Nobel, dan ia tidak mengingat hadiah Nobel-nya. Hadiah perdamaian paling bergengsi yang diberikan kepada orang-orang dari berbagai bidang untuk pekerjaan mereka menuju perdamaian. Apapun yang telah kita lakukan di masalalu, entah itu hal yang baik dan terlebih lagi hal yang buruk, mungkin saja akan dikenang orang untuk selama-lamanya. Namun selagi kita masih bisa bernafas di dunia ini, selalu saja ada kesempatan untuk mengubah masa lalu kita yang buruk dan kurang baik menjadi indah dan layak untuk dikenang dengan melakukan perubahan di masa kini.


Teman-teman, kita sering mendengar sebuah pepatah yang berkata bahwa gajah mati meninggalkan belalai, harimau mati meninggalkan belangnya dan manusia mati meninggalkan nama. Jadi, dari sini kita tahu bahwa sebuah nama baik adalah sesuatu yang berharga. Akankah suatu hari nanti, kita diingat sebagai orang yang baik dan berguna bagi dunia ini, bagi sekeliling kita, ataukah suatu hari nanti kita justru akan diingat sebagai trouble maker, pembuat kekacauan, penunggak hutang, dan pecundang kelas teri?


Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, mari mulai hari ini, kita jadikan hidup kita berharga dan berarti, mari terus belajar dengan kerendahan hati untuk terus memperbaiki setiap aspek kehidupan kita dengan melakukan hal-hal yang baik dan berkenan kepada Tuhan, agar kelak pada waktu-Nya nanti, yaitu ketika kita dipanggil pulang oleh Bapa di Surga, kita akan meninggalkan nama baik di dunia ini dan bagi orang-orang yang kita kasihi. Jangan pernah menyerah dengan masa lalu. Karena seburuk apapun masa lalu kita, selalu ada waktu dan kesempatan untuk mengubahnya, yaitu dengan mulai melakukan pekerjaan yang terbaik di saat ini, dan menjadi berkat bagi sekeliling kita. Bagaimana menurut Anda?


"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas" - Amsal 22:1
Amin. by Talenta

No comments:

Post a Comment