Tuesday, February 20, 2018

Kebiasaan Baik 3 - Berkata Positif

Mengapa kita harus berkata positif?

Sebuah riset dari 3 universitas ternama di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa orang-orang yang mengeluarkan kata-kata positif terhadap orang lain, ternyata adalah orang-orang yang mempunyai kepribadian positif dan memiliki personality yang baik serta disukai banyak orang. Sedangkan orang yang mengeluarkan kata-kata negatif terhadap orang lain, ternyata adalah orang-orang yang mempunyai kepribadian negatif juga, biasanya orang-orang ini tidak mudah bersosialisasi, selalu negatif terhadap kehidupan, tidak setuju terhadap apa saja, penuh kritik, dan tidak memiliki kepuasan dalam hidupnya. Orang-orang yang berkata positif akan memiliki tingkat kepuasan yang lebih, tidak mudah tertekan, selalu menikmati kehidupan yang lebih baik dibandingkan orang lain, dan mempunyai kemungkinan sukses yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang selalu berkata negatif.


Jadi, mari belajar untuk mengendalikan apa yang keluar dari mulut kita. Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk, hal-hal yang tidak kita ingini, namun katakanlah hal-hal yang baik, hal-hal yang kita ingini, maka itulah yang akan diberikan Tuhan kepada kita.


Mulailah berkata positif sejak saat kita bangun dari tidur dengan berkata, "Terimakasih Tuhan untuk hari yang indah ini, inilah hari yang dijadikan Tuhan, hari yang penuh dengan berkat, marilah kita bersukacita atas hari ini." Mulailah dengan mengucapkan kata-kata yang memuji, menghargai orang lain dan mensyukuri kehidupan dengan tulus. Baik itu tentang pekerjaan, kehidupan, bahkan tentang kucing tetangga yang nakal.
"Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan dari mulutnya, meluap dari hatinya." - Lukas 6:45

Dan jangan lupa, bila ada hari-hari dimana kita gagal untuk berkata positif, jangan pernah berputus asa, segeralah memulai untuk mengambil komitmen yang baru, karena:
SETIAP HARI ADALAH HARI BARU BAGI ORANG BIJAKSANA
Amin - by. Talenta 

Masa Penantian - I

Bagi sebagian besar orang, alasan mengundurkan diri dari pekerjaan yang sedang ditekuni adalah karena alasan keluarga, karir yang lebih baik, maupun keinginan untuk memiliki usaha sendiri. Ketika aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, hal pertama yang terlintas di pikiranku adalah lingkungan kerja yang membuatku sangat tidak nyaman diluar karir yang tidak berkembang pula. Pekerjaanku sebenarnya membuatku sangat nyaman karena disana aku mendapatkan banyak pembelajaran mengenai dunia perpajakan namun tekanan yang kudapat dari lingkungan kerja beserta dengan atasan yang ada, akhirnya membuatku menyerah juga.


Sebenarnya cara terbaik untuk keluar dari pekerjaan lama adalah menemukan terlebih dahulu pekerjaan yang lebih baik daripada yang dijalani saat ini, tapi apa daya, aku tidak sanggup lebih lama lagi untuk menahannya. Aku merasa pekerjaan yang kujalani selama ini baik-baik saja tapi dari segi rekan kerja, aku tidak tahu apa yang menjadi kesalahanku. Tidak ada satu orang pun yang mau membicarakannya denganku. Rekan kerja yang kumiliki cukup menyenangkan karena perbedaan usia yang tidak terlalu jauh sehingga pembicaraan yang ada tidak terlalu sulit untuk dimasuki, hanya saja ada satu kebiasaan yang membuatku tidak nyaman sehingga aku memutuskan untuk menjauhinya.


"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" - 1 Korintus 15:33 (TB)
Ayat Alkitab di atas sangat me-rhema dihatiku ketika situasi tersebut diperhadapkan denganku. Aku tidak mengerti, apa asyiknya membicarakan atasan di belakang orangnya?? Akan lebih baik jika mereka merasa tidak menyukainya, mereka bisa membicarakannya langsung kepada orang yang bersangkutan, bukan menjelek-jelekkannya apalagi membicarakan keburukannya di belakangnya. Begitu pula yang terjadi denganku, aku sungguh berharap mereka mau membicarakan apa yang menjadi kekurangan atau kesalahanku sehingga hal itu menjadi bahan introspeksi bagi diriku. Tapi apa yang terjadi?? Mereka mungkin juga menganggap aku tidak ada. Entahlah apa yang menjadi perbincangan mereka, tidak ada satupun yang mau membukanya di hadapanku.


Dunia kerja kuakui memang kejam dan ada banyak grey area di dalamnya. Ketika aku memutuskan untuk mengikuti apa yang menjadi keyakinanku di dalam Tuhan, jalan yang harus kuhadapi sungguh tidak mudah sekaligus banyak pihak yang menentangnya. Bahkan untuk orang-orang yang sudah dengan sangat baik mengenal-Nya, bisa jatuh di area ini tanpa disadari. Ketika hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan maka biasanya mereka tidak akan berpikir lagi apakah perbuatan itu benar atau salah.


Saat ini aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan yang telah memberikanku banyak ilmu dan ketika aku memutuskan untuk resign, aku belum mempunyai pegangan pekerjaan baru karena aku ingin menghabiskan waktu hanya untuk diriku sendiri. Aku sangat menikmati saat-saat itu dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke dunia pekerjaan namun ternyata pengalaman yang ada tidak membuat jalanku mudah untuk menemukan pekerjaan baru. Aku resmi keluar dari pekerjaan lamaku di bulan Oktober 2016 dan hingga saat ini (Februari 2018) belum mendapatkan kembali pekerjaan yang kuinginkan.


Waktu yang terbilang cukup lama untuk mendapatkan kembali sebuah pekerjaan baru. Di masa-masa penantian ini, aku memulai untuk mencoba membuka usaha namun tidak mudah juga untuk dijalani sambil mencari pekerjaan baru diluar kota yang ternyata cukup menguras tabungan. Faktor yang menjadi pertimbanganku dalam mencari pekerjaan baru adalah keinginan untuk kembali bekerja di industri yang sama dengan sebelumnya, jarak kantor yang tidak terlalu jauh dari rumah, serta lingkungan kerja yang baru diluar kota, namun saat ini aku mengesampingkan pekerjaan diluar kota karena biaya hidup yang lebih besar jika dibandingkan dengan bekerja di kota sendiri.


Di masa penantian ini, aku ingin memperbesar kapasitasku sambil berpikir bagaimana menambah penghasilanku, sungguh proses ini sangat tidak mudah. Tahun 2017 menjadi tahun yang kelam untukku tapi disana aku mendapatkan pelajaran dimana karakterku benar-benar diubahkan semakin serupa dengan Kristus.


Tuesday, February 6, 2018

Kebiasaan Baik 2 - Mengasihi Sesama

Mengapa kita harus mengasihi sesama kita? Karena sebanyak apapun kekayaan yang kita miliki, sepandai apapun kemampuan yang kita miliki, dan sehebat apapun karunia yang kita miliki, jika tidak ada kasih di dalamnya, maka semuanya akan sia-sia saja dan menjadi tidak berguna di hadapan Tuhan. Sekalipun kita dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika kita tidak mempunyai kasih, kita sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.


Sekalipun kita mempunyai karunia untuk bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun kita memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika kita tidak mempunyai kasih, kita sama sekali tidak berguna. Sekalipun kita membagi-bagikan segala sesuatu yang ada pada kita, bahkan menyerahkan tubuh kita untuk dibakar, tetapi jika kita tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagi kita.


Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap, tetapi hanya kasih yang tidak berkesudahan.


Mari lakukan evaluasi terhadap diri sendiri, sudah seberapa seringkah dalam sehari, kita mengasihi sesama kita. Mari memulainya dari hal-hal yang kecil, seperti mulai menaruh belas kasihan bagi orang-orang yang bekerja pada kita, mengasihi tukang sampah yang telah membantu membuang sampah kita, mengasihi para tunawisma di jalanan, dan terlebih lagi mengasihi jiwa-jiwa yang belum diselamatkan.
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih" - 1 Korintus 13:13

Dan jangan lupa, bila ada hari-hari dimana kita gagal untuk mengasihi sesama, jangan pernah berputus asa, segeralah memulai untuk mengambil komitmen yang baru, karena:
SETIAP HARI ADALAH HARI BARU BAGI ORANG BIJAKSANA
Amin - by. Talenta 
 
 

Monday, February 5, 2018

Kebiasaan Baik 1 - Rendah Hati

Mengapa kita harus rendah hati? Karena salah satu kunci keberhasilan di dunia ini adalah sikap rendah hati. Orang yang rendah hati, akan disenangi oleh banyak orang dan terlebih lagi, akan disenangi oleh Tuhan. Dan bila kita dapat menjadi kesayangan Tuhan, maka apa saja yang kita inginkan, pasti akan Tuhan sediakan. Sebenarnya, Tuhan sangat ingin memberkati kita dengan berkat yang melimpah, namun seringkali yang menjadi masalah adalah: setelah kita diberkati, mampukah kita menahan diri untuk tidak menjadi sombong?


Banyak orang ketika mengalami hidup susah, dapat bersikap rendah hati, namun begitu Tuhan mulai memberkati, maka mulailah kesombongan bercokol dalam dirinya, dan semakin Tuhan memberkati semakin sombonglah ia. Setujukah anda dengan saya bahwa Iblis akan sangat senang bila kita berada dalam kesombongan, karena kesombongan-kesombongan yang kelihatannya "kecil" sekalipun, dapat berujung pada maut. Oleh sebab itulah, Tuhan lalu menahan berkatnya dan menunggu sampai kita mempunyai kerendahan hati, karena Tuhan tidak ingin kita mengalami kebinasaan kekal.


Jadi, mari kita mempunyai sebuah kebiasaan yang baru, yaitu kerendahan hati, karena semakin kita rendah hati, semakin besar berkat yang akan dipercayakan Tuhan kepada kita. Apakah ketika kita dipuji orang lain, kita dapat bersikap rendah hati? Apakah ketika kita mempunyai mobil baru, kita dapat bersikap rendah hati? Dan apakah ketika kita berhasil dalam suatu pekerjaan atau pelayanan kita dapat tetap rendah hati?


Mari miliki kebiasaan rendah hati, karena ada tertulis:

"Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah." - Mazmur 37:11

Dan jangan lupa, bila ada hari-hari dimana kita gagal untuk rendah hati, jangan pernah berputus asa, segeralah memulai untuk mengambil komitmen yang baru, karena:
SETIAP HARI ADALAH HARI BARU BAGI ORANG BIJAKSANA

Amin - by. Talenta