Bagi sebagian besar orang, alasan mengundurkan diri dari pekerjaan yang sedang ditekuni adalah karena alasan keluarga, karir yang lebih baik, maupun keinginan untuk memiliki usaha sendiri. Ketika aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, hal pertama yang terlintas di pikiranku adalah lingkungan kerja yang membuatku sangat tidak nyaman diluar karir yang tidak berkembang pula. Pekerjaanku sebenarnya membuatku sangat nyaman karena disana aku mendapatkan banyak pembelajaran mengenai dunia perpajakan namun tekanan yang kudapat dari lingkungan kerja beserta dengan atasan yang ada, akhirnya membuatku menyerah juga.
Sebenarnya cara terbaik untuk keluar dari pekerjaan lama adalah menemukan terlebih dahulu pekerjaan yang lebih baik daripada yang dijalani saat ini, tapi apa daya, aku tidak sanggup lebih lama lagi untuk menahannya. Aku merasa pekerjaan yang kujalani selama ini baik-baik saja tapi dari segi rekan kerja, aku tidak tahu apa yang menjadi kesalahanku. Tidak ada satu orang pun yang mau membicarakannya denganku. Rekan kerja yang kumiliki cukup menyenangkan karena perbedaan usia yang tidak terlalu jauh sehingga pembicaraan yang ada tidak terlalu sulit untuk dimasuki, hanya saja ada satu kebiasaan yang membuatku tidak nyaman sehingga aku memutuskan untuk menjauhinya.
Dunia kerja kuakui memang kejam dan ada banyak grey area di dalamnya. Ketika aku memutuskan untuk mengikuti apa yang menjadi keyakinanku di dalam Tuhan, jalan yang harus kuhadapi sungguh tidak mudah sekaligus banyak pihak yang menentangnya. Bahkan untuk orang-orang yang sudah dengan sangat baik mengenal-Nya, bisa jatuh di area ini tanpa disadari. Ketika hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan maka biasanya mereka tidak akan berpikir lagi apakah perbuatan itu benar atau salah.
Saat ini aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan yang telah memberikanku banyak ilmu dan ketika aku memutuskan untuk resign, aku belum mempunyai pegangan pekerjaan baru karena aku ingin menghabiskan waktu hanya untuk diriku sendiri. Aku sangat menikmati saat-saat itu dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke dunia pekerjaan namun ternyata pengalaman yang ada tidak membuat jalanku mudah untuk menemukan pekerjaan baru. Aku resmi keluar dari pekerjaan lamaku di bulan Oktober 2016 dan hingga saat ini (Februari 2018) belum mendapatkan kembali pekerjaan yang kuinginkan.
Waktu yang terbilang cukup lama untuk mendapatkan kembali sebuah pekerjaan baru. Di masa-masa penantian ini, aku memulai untuk mencoba membuka usaha namun tidak mudah juga untuk dijalani sambil mencari pekerjaan baru diluar kota yang ternyata cukup menguras tabungan. Faktor yang menjadi pertimbanganku dalam mencari pekerjaan baru adalah keinginan untuk kembali bekerja di industri yang sama dengan sebelumnya, jarak kantor yang tidak terlalu jauh dari rumah, serta lingkungan kerja yang baru diluar kota, namun saat ini aku mengesampingkan pekerjaan diluar kota karena biaya hidup yang lebih besar jika dibandingkan dengan bekerja di kota sendiri.
Di masa penantian ini, aku ingin memperbesar kapasitasku sambil berpikir bagaimana menambah penghasilanku, sungguh proses ini sangat tidak mudah. Tahun 2017 menjadi tahun yang kelam untukku tapi disana aku mendapatkan pelajaran dimana karakterku benar-benar diubahkan semakin serupa dengan Kristus.
Sebenarnya cara terbaik untuk keluar dari pekerjaan lama adalah menemukan terlebih dahulu pekerjaan yang lebih baik daripada yang dijalani saat ini, tapi apa daya, aku tidak sanggup lebih lama lagi untuk menahannya. Aku merasa pekerjaan yang kujalani selama ini baik-baik saja tapi dari segi rekan kerja, aku tidak tahu apa yang menjadi kesalahanku. Tidak ada satu orang pun yang mau membicarakannya denganku. Rekan kerja yang kumiliki cukup menyenangkan karena perbedaan usia yang tidak terlalu jauh sehingga pembicaraan yang ada tidak terlalu sulit untuk dimasuki, hanya saja ada satu kebiasaan yang membuatku tidak nyaman sehingga aku memutuskan untuk menjauhinya.
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" - 1 Korintus 15:33 (TB)Ayat Alkitab di atas sangat me-rhema dihatiku ketika situasi tersebut diperhadapkan denganku. Aku tidak mengerti, apa asyiknya membicarakan atasan di belakang orangnya?? Akan lebih baik jika mereka merasa tidak menyukainya, mereka bisa membicarakannya langsung kepada orang yang bersangkutan, bukan menjelek-jelekkannya apalagi membicarakan keburukannya di belakangnya. Begitu pula yang terjadi denganku, aku sungguh berharap mereka mau membicarakan apa yang menjadi kekurangan atau kesalahanku sehingga hal itu menjadi bahan introspeksi bagi diriku. Tapi apa yang terjadi?? Mereka mungkin juga menganggap aku tidak ada. Entahlah apa yang menjadi perbincangan mereka, tidak ada satupun yang mau membukanya di hadapanku.
Dunia kerja kuakui memang kejam dan ada banyak grey area di dalamnya. Ketika aku memutuskan untuk mengikuti apa yang menjadi keyakinanku di dalam Tuhan, jalan yang harus kuhadapi sungguh tidak mudah sekaligus banyak pihak yang menentangnya. Bahkan untuk orang-orang yang sudah dengan sangat baik mengenal-Nya, bisa jatuh di area ini tanpa disadari. Ketika hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan maka biasanya mereka tidak akan berpikir lagi apakah perbuatan itu benar atau salah.
Saat ini aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan yang telah memberikanku banyak ilmu dan ketika aku memutuskan untuk resign, aku belum mempunyai pegangan pekerjaan baru karena aku ingin menghabiskan waktu hanya untuk diriku sendiri. Aku sangat menikmati saat-saat itu dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke dunia pekerjaan namun ternyata pengalaman yang ada tidak membuat jalanku mudah untuk menemukan pekerjaan baru. Aku resmi keluar dari pekerjaan lamaku di bulan Oktober 2016 dan hingga saat ini (Februari 2018) belum mendapatkan kembali pekerjaan yang kuinginkan.
Waktu yang terbilang cukup lama untuk mendapatkan kembali sebuah pekerjaan baru. Di masa-masa penantian ini, aku memulai untuk mencoba membuka usaha namun tidak mudah juga untuk dijalani sambil mencari pekerjaan baru diluar kota yang ternyata cukup menguras tabungan. Faktor yang menjadi pertimbanganku dalam mencari pekerjaan baru adalah keinginan untuk kembali bekerja di industri yang sama dengan sebelumnya, jarak kantor yang tidak terlalu jauh dari rumah, serta lingkungan kerja yang baru diluar kota, namun saat ini aku mengesampingkan pekerjaan diluar kota karena biaya hidup yang lebih besar jika dibandingkan dengan bekerja di kota sendiri.
Di masa penantian ini, aku ingin memperbesar kapasitasku sambil berpikir bagaimana menambah penghasilanku, sungguh proses ini sangat tidak mudah. Tahun 2017 menjadi tahun yang kelam untukku tapi disana aku mendapatkan pelajaran dimana karakterku benar-benar diubahkan semakin serupa dengan Kristus.
No comments:
Post a Comment